Sabtu, 12 April 2014

EDAPHIS EKOSISTEM SAWAH



BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
            Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
            Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada. Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga mempengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan pada hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan sutu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocokuntuk kehidupan". Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia
atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain di tata surya.
Lebih lanjut Elfis (2010a) menyatakan bahwa ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkunagn hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem terbagi atas tiga tipe ekosistem, yaitu ekosistem air, ekosistem darat, dan ekosistem buatan. Salah satu contoh ekosistem buatan adalah ekosistem sawah.
Sawah adalah pertanian yang dilaksanakan di tanah yang basah atau dengan pengairan. Bersawah merupakan cara bertani yang lebih baik daripada cara yang lain, bahkan merupakan cara yang sempurna karena tanah dipersiapkan lebih dahulu, yaitu dengan dibajak, diairi secara teratur, dan dipupuk (Rustiadi, 2007).
Sawah bukaan baru dapat berasal dari lahan kering yang digenangi atau lahan basah yang dijadikan sawah. Hara N, P, K, Ca, dan Mg merupakan pembatas pertumbuhan dan hasil padi pada lahan sawah bukaan baru. Hara N, P dan K merupakan pembatas pertumbuhan dan hasil padi pada ultisol (Widowati et al., 1997).
Lahan untuk sawah bukaan baru umumnya mempunyai status kesuburan tanah yang rendah dan sangat rendah. Tanah-tanah di daerah bahan induknya volkan tetapi umumnya volkan tua dengan perkembangan lanjut, oleh sebab itu miskin hara, dengan kejenuhan basa rendah bahkan sangat rendah. Kandungan bahan organik, hara N, P, K dan KTK umumnya rendah (Suharta dan Sukardi, 1994)
.
            Selanjutnya Notohadiprawiro (2006), menyatakan bahwa keanekaragaman hayati pertanian Indonesia sangat besar. Hal ini memberikan peluang besar memilih macam tanaman yang sesuai untuk tiap wilayah ekologi yang ada di Indonesia. Dengan demikian pertanian Indonesia kalau dapat dikembangkan secara merata berpotensi besar menjadi piranti handal dalam tata guna lahan. Di wilayah Indonesia manapun pertanian dapat dibangun dengan konsep agroekosistem karena didukung oleh keanekaan hayati pertanian Indonesia yang sangat besar. Konsep agroekosistem membuat pertanian suatu sistem produksi biomassa berguna yang efektif secara teknologi, efisien secara ekonomi, dan berkelanjutan menurut wawasan lingkungan.

2. Rumusan Masalah
            Dari uraian latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana faktor Edaphis diekosistem sawah

3. Tujuan
            Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah mengetahui faktor edaphis ekosistem sawah.

4. Manfaat
            Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
·         Kita dapat menjaga kelestarian lingkungan di sekiar kita
·         Mencintai lingkungan di sekitar kita
·         Mengetahui kebijakan kebijakan yang ada di lingkungan



BAB II
PEMBAHASAN

1. Faktor Edaphis Ekosistem Sawah
   Edaphis adalah hutan yang terbentuk karena pengaruh tanah. Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan (bahan mineral dan bahan organik), cairan dan gas, yang menempati permukaan daratan, menempati ruang, dan dicirikan oleh salah satu atau keduanya (Wikipedia,2010).
Warna tanah adalah petunjuk untuk beberapa sifat tanah. Perbedaan warna permukaan tanah dipengaruhi oleh perbedaan bahan kandungan organik, misalnya; Warna gelap, memiliki bahan organik yang tinggi. Warna abu-abu,  menunjukkan tanah memiliki sistem drainase buruk (Wikipedia, 2013).
Menurut Aryulina (2007), tanah merupakan hasil pelapukan batuan yang disebabkan oleh iklim atau lumut dan pembusukan bahan organik.
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan batuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai “pedagonesis” (Wikipedia, 2013).
Disimpulkan bahwa tanah merupakan lapisan kulit bumi terluar yang tersusun dari bahan mineral dan bahan organik, dipengaruhi oleh bahan induk, iklim, bentuk wilayah, dan mikoorganisme, serta proses terjadinya memakan waktu yang lama. Unsur pembentuk tanah terdiri dari mineral (45%), udara (25%), air (25%), dan bahan organik (5%).
Dari penampang lintang tanah, tampak adanya lapisan-lapisan yang disebut horizon. Horizon A merupakan lapisan tanah yang banyak mengandung bahan organik; horizon B dan C mengandung mineral; horizon R mengandung bahan induk berupa batuan yang belum mengalami pelapukan. Lapisan top-soil tanah merupakan lapisan tanah paling atas (horizon A), sedangkan lapisan bawahnya sampai perbatasan dengan batuan induk disebut sub-soil (horizon B dan C). Tanah yang mempunyai lapisan top-soil dalam sangat baik bagi tanaman. (Yovita Hetty Indriani, 1993).
Tanah adalah lapisan terlapuk dari kerak bumi dimana organisme dengan produk-produknya terbaur. Tanah terdiri dari tiga komponen yang berlainan satu sama lain. Pertama, adalah materi bahan induk yang terdiri dari subtrasum batuan geologik tubuh bumi di bawahnya. Kedua, bahan organik mati dan yang masih hidup dari ragam populasi di dalam dan di atas tanah. Ketiga, ialah pori-pori, ruang udara atau cairan di antara butir tanah yang merupakan cairan di antara butir tanah yang merupakan larutan cair tanah dan atmosfer tanah (Wirakusumah dalam Elfis, 2006).
Menurut Ensiklopedia (2012), jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah:
a.             Tanah humus
Tanah humus adalah tanah yang sangat subur, terbentuk dari pelapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.
b.             Tanah pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.
c.              Tanah aluvial/tanah endapan
Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.
d.             Tanah podzolit
Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah/dingin.
e.              Tanah vulkanik/tanah gunung berapi
Tanah vulkanik adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan materi letusan gunung berapi yang subur dan mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.
f.              Tanah laterit
Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh: Kalimantan Barat dan Lampung.


g.             Tanah mediteran/tanah kapur
Tanah mediteran adalah tanah yang sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang berkapur. Contoh: Nusa Tenggara, Jawa Tengah, dan Jawa timur.
h.             Tanah gambut/tanah organosol
Tanah organosol adalah tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contoh: rawa Kalimantan, Papua, dan Sumatera.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, tanah yang terdapat pada daerah sawah adalah jenis tanah vulkanik yang mengandung unsur hara yang tinggi. Apabila tanah vulkanik diberi tambahan pupuk organik atau kotoran hewan maka kondisi tanah akan menjadi lebih prima untuk pertanian, warnanya lebih gelap yang berasal dari gunung berapi yang meletus dan sangat mudah menyerap air, sangat subur untuk lahan pertanian.


                                                                       
     BAB II
PENUTUP

1. Kesimpulan
Tanah adalah lapisan terlapuk dari kerak bumi dimana organisme dengan produk-produknya terbaur. Tanah terdiri dari tiga komponen yang berlainan satu sama lain. Pertama, adalah materi bahan induk yang terdiri dari subtrasum batuan geologik tubuh bumi di bawahnya. Kedua, bahan organik mati dan yang masih hidup dari ragam populasi di dalam dan di atas tanah. Ketiga, ialah pori-pori, ruang udara atau cairan di antara butir tanah yang merupakan cairan di antara butir tanah yang merupakan larutan cair tanah dan atmosfer tanah (Wirakusumah dalam Elfis, 2006).
Menurut Ensiklopedia (2012), jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah:
1.      Tanah humus
2.      Tanah pasir
3.      Tanah aluvial/tanah endapan
4.      Tanah podzolit
5.      Tanah vulkanik/tanah gunung berapi
6.      Tanah laterit
7.      Tanah mediteran/tanah kapur
8.      Tanah gambut/tanah organosol

Tidak ada komentar:

Posting Komentar