BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Udara,air,tanah,kehidupan
dan teknologi saling berkaitan secara erat.Atmosfer merupakan
lapisan tipis gas-gas yang menyelimuti permukaan bumi, memegang peranan penting
sebagai tempat penampungan (reservoir) dari berbagai macam gas. Atmosfer juga
menyeimbangkan panas bumi, mengabsorbsi energi dan merusak radiasi ultra violet
yang datang dari matahari. Selain itu atmosfer juga berfungsi untuk memindahkan
energi panas dari wilayah ekuator, serta berfungsi sebagai jalan atau media
pergerakan air pada fase uap dalam siklus hidrologi.
Semua yang ada di bumi ini baik
mahluk hidup maupun benda mati tersusun oleh materi. Materi ini tersusun atas
unsure-unsur kimia antara lain karbon (C), Oksigen (O), Nitrogen (N), Hidrogen (H),
dan Fosfor (P). Unsur-unsur kimia tersebut atau yang umum disebut materi
dimanfaatkan produsen untuk membentuk bahan organik dengan bantuan matahari
atau energi yang berasal dari reaksi kimia.Hidrosfer mengandung air bumi. Lebih
dari 97% dari air bumi berupa lautan, dan sisa nya berupa air tawar dalam
bentuk es. Air laut mengalami sirkulasi dalam lingkungan, proses-proses
sirkulasi tersebut terjadi dalam atmosfer, dalam sumber air dan dalam air
permukaan seperti saluran air, sungai-sungai, danau-danau, waduk-waduk, dan
penampungan-penampungan air.
Geosfer terdiri dari padatan bumi
meliputi tanah yang sangat mendukung kehidupan tumbuhan. Bagian dari geosfer
yang langsung terlibat dengan proses-proses lingkungan melalui kontak dengan
atmosfer, hidrosfer, dan semua kehidupan adalah litosfer. Semua kehidupan yang
ada di bumi membentuk geosfer.Komponen-komponen abiotik yaitu udara, air, tanah
dan komponen biotik saling berkaiatan membentuk suatu sistem yang disebut
ekosistem. Ekosistem terdiri dari interaksi yang menguntungkan antara
organisme-organisme dengan lingkungannya dimana terjadi pertukaran dari
sejumlah besar material dalam bentuk siklus yang dikenal dengan siklus materi.
Siklus materi menyangkut materi yang terdiri dari bahan-bahan kimia, termasuk di
dalamnya media kehidupan. Bahan-bahan kimia yang termasuk penyusun kehidupan
yang paling banyak yaitu karbon, nitrogen, oksigen, hidrogen, belerang, dan
fosfor. Perjalanan atau aliran bahan-bahan kimia dalam ekosistem global di bumi
ini ternyata berbentuk lingkaran yang dikenal dengan siklus biogeokimia.
1.2
Rumusan Masalah
a. Apa
pengertian daur biogeokimia?
b. Bagaimana
Proses Biogeokimia Dalam Ekosistem?
c. Bagaimana
pengertian dari siklus Nitrogen?
d. Bagaimana
pengertian dari siklus Fosfor?
e. Bagaimana
pengertian dari siklus Belerang?
f. Bagaimana
pengertian dari siklus Karbon?
g. Bagaimana
pengertian dari siklus Hidrologi?
h. Bagaimana
pengertian dari siklus Oksigen?
1.3 Tujuan
Masalah
a. Untuk Mengetahui pengertian daur biogeokimia?
b. Untuk Mengetahui Bagaimana Proses Biogeokimia Dalam Ekosistem?
c. Untuk Mengetahui Bagaimana pengertian dari siklus Nitrogen?
d. Untuk Mengetahui Bagaimana pengertian dari siklus Fosfor?
e. Untuk Mengetahui Bagaimana pengertian dari siklus Belerang?
f. Untuk Mengetahui Bagaimana pengertian dari siklus Karbon?
g. Untuk Mengetahui Bagaimana pengertian dari siklus Hidrologi?
h. Untuk Mengetahui Bagaimana pengertian dari siklus Oksigen?
a. Untuk Mengetahui pengertian daur biogeokimia?
b. Untuk Mengetahui Bagaimana Proses Biogeokimia Dalam Ekosistem?
c. Untuk Mengetahui Bagaimana pengertian dari siklus Nitrogen?
d. Untuk Mengetahui Bagaimana pengertian dari siklus Fosfor?
e. Untuk Mengetahui Bagaimana pengertian dari siklus Belerang?
f. Untuk Mengetahui Bagaimana pengertian dari siklus Karbon?
g. Untuk Mengetahui Bagaimana pengertian dari siklus Hidrologi?
h. Untuk Mengetahui Bagaimana pengertian dari siklus Oksigen?
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.Pengertian
Siklus Biogeokimia
Materi
yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi.Materi yang berupa unsur-unsur
terdapat dalam senyawa kimia yang yang
merupakan materi dasar makhluk hidup dan tak hidup.Siklus biogeokimia atau
siklus organik-anorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir
dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus
unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan
reaksi-reaksi kimia hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan
reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus
biogeokimia.
Daur
biogeokimia melibatkan beberapa unsur-unsur kimia dan juga makhuk hidup serta
ekosistem yang menjadi tempat berlangsungnya daur biogeokimia. Salah satu
contoh dari unsur kimia yang terlibat dalam daur biogeokimia adalah Oksigen.
Oksigen adalah gas yang digunakan oleh makhluk hidup untuk bernafas sehingga
disuatu ekosistem terdapat gas oksigen (Harliyono, 1999: 191).Fungsi siklus
biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur
kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik
maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.
B.Proses Biogeokimia Dalam Ekosistem
Dalam
proses biogeokimia melibatkan makhluk hidup, tanah, dan reaksi-reaksi kimia di
dalamnya. Itulah yang dimaksud sebagai proses
biogeokimia. Berikut ini akan dibahas macam-macam proses daur
biogeokimia yang ada di alam ini, antara lain: (indun kistianah & endang
sru lestari. 2009:338)
Siklus biogeokimia merupakan siklus atau
proses perputaran yang secara tetap atau berpola, daur siklus biogeokimia
meliputi Daur Karbon dan Oksigen, Daur nitrogen, Daur Fosfor, Daur Air
Proses
timbal balik fotosintesis dan respirasi seluler bertanggung jawab atas
perubahan dan pergerakan utama karbon. Naik turunnya CO2 dan O2
atsmosfer secara musiman disebabkan oleh penurunan aktivitas Fotosintetik.
Dalam skala global kembalinya CO2 dan O2 ke atmosfer
melalui respirasi hampir menyeimbangkan pengeluarannya melalui fotosintesis.
Akan
tetapi pembakaran kayu dan bahan bakar fosil
menambahkan lebih banyak lagi CO2 ke atmosfir. Sebagai
akibatnya jumlah CO2 di atmosfer meningkat. CO2 dan O2
atmosfer juga berpindah masuk ke dalam dan ke luar sistem akuatik, dimana CO2
dan O2 terlibat dalam suatu keseimbangan dinamis dengan bentuk bahan
anorganik lainnya.
1.
Proses Daur Nitrogen
Beberapa jenis bakteri yang dapat menambat nitrogen
terdapat pada akar legume tumbuhan lain, misalnya Marsiella Siklus
nitrogen merupakan proses pembentukan dan penguraian nitrogen sebagai sumber
protein utama di alam. Nitrogen menjadi penyusun utama protein dan sangat
diperlukan oleh tumbuhan dan hewan dalam jumlah besar. Nitrogen diperlukan
tumbuhan dalam bentuk terikat (ikatan suatu senyawa dengan unsur lain).
Nitrogen bebas dapat difiksasi (di ikat) di dalam tanah oleh bakteri yang
bersifat simbiotik dan dapat mengikat protein jika bekerjasama dengan akar
tumbuhan polong, yang mempunyai bintil akar, rumpun tropik, dan beberapa jenis
gangaang.crenata. Selain itu terdapat bakteri dalam tanah yang dapat
memikat nitrogen secara langsung, yaitu acetobacter sp yang bersifat
aerob dan clostridium sp. yang bersifat anaerob. Selain itu,
terdapat beberapa jenis spesies gangganng biru yang dapat menambat nitrogen, antara
lain nostoc sp. dan anabaena sp.
Tumbuhan memperoleh nitrogen di dalam tanah berupa
amonia (NH3), ion nitrit (NO2-), dan ion
nitrat (NO3-). Dalam tanah nitrogen terdapat dalam
organik tanah di berbagai tahap pembusukan, namun belum dapat dimanfaatkan
tumbuhan. Nitrogen yang dimanfaatkan tumbuhan biasanya terikat dalam bentuk
ammonium dan (NH4+) ion nitrat (NO3-).
Amonia diperoleh dari
hasil penguraian jaringan yang mati dan oleh bakteri. Amonia ini dapat
dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu nitrosomonas dan nitrosococcus menjadi
NO2-. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikasi, yaitu
pseudomonas denitrifikasi, nitrat diubah kembali menjadi ammonia dan ammonia
diubah kembali menjadi nitrogen yang dilepas bebas ke udara. Dengan cara ini
siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem.
Nitrat sangat mudah
larut dalam tanah, sehinga cepat hilang karena proses pembusukan. Taraf
ketersesisaan nitrogen dalam tanah tergantung pada banyaknya bahan organik,
populasi zat-zat renik, dan tingkat pembasuhan tanah oleh air. Dalam keadaan
alami terjadi keseimbangan antara laju pertumbuhan dan gaya-gaya yang
menentukan penyediaan nitrogen dalam tanah. Proses pemanenan menyebabkan
sejumlah besar nitrogen terikat hilang akibat tanah mengalami pembasuhan oleh
gerak aliran air dan kegiatan jasad renik. Selain itu nitrogen terikat juga
hilang, karena diambil oleh bakteri pengubah nitrat menjadi nitrogen. Hal ini
menyebabkan pertanian intensif sangat tergantung pada tambahan pupuk nitrogen.
Bakteri penghasil ion
nitrit dan nitrat bersifat autotrof dan aerob, sehingga kehidupannya
dipengaruhi oleh aerosotama, suhu, dan kandungan air dalam tanah. Sementara itu
proses perubahan nitrit menjadi nitrogen bersifa
Nitrogen
terdapat di alam terutama sebagai dinitrogen, N2 (titik didih 77,3
K). Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara. Nitrogen
bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar
(misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga
dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir.
Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa amonia (NH3),
ion nitrit (N02- ), dan ion nitrat (N03- ). Beberapa
bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar Legum dan akar tumbuhan
lain, misalnya Marsiella crenata. Selain itu, terdapat bakteri dalam tanah yang
dapat mengikat nitrogen secara langsung, yakni Azotobacter sp. yang bersifat
aerob dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc sp. dan Anabaena sp.
(ganggang biru) juga mampu menambat nitrogen. Nitrogen yang diikat biasanya
dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati
oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu
Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap
oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah
menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke
udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem.
Gas
nitrogen ikatannya stabil dan sulit bereaksi, sehingga tidak bisa dimanfaatkan
secara langsung oleh makhluk hidup. Nitrogen dalam tubuh makhluk hidup
merupakan komponen penyusun asam amino yang akan membentuk protein. Nitrogen
bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat
atau petir membentuk nitrat (NO). Tumbuhan menyerap nitrogen dalam bentuk
nitrit ataupun nitrat dari dalam tanah untuk menyusun protein dalam tubuhnya.
Ketika tumbuhan dimakan oleh herbivora, nitrogen yang ada akan berpindah ke
tubuh hewan tersebut bersama makanan. Ketika tumbuhan dan hewan mati ataupun
sisa hasil ekskresi hewan (urine) akan diuraikan oleh dekomposer menjadi
amonium dan amonia. Oleh bakteri nitrit (contohnya Nitrosomonas), amonia akan
diubah menjadi nitrit, proses ini disebut sebagai nitritasi. Kemudian, nitrit
dengan bantuan bakteri nitrat (contohnya Nitrobacter) akan diubah menjadi
nitrat, proses ini disebut sebagai proses nitratasi. Peristiwa proses perubahan
amonia menjadi nitrit dan nitrat dengan bantuan bakteri disebut sebagai proses
nitrifikasi.
2. Proses Daur Fosfor
Di alam,
fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan
dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat organik
dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi
fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut
akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak
terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan
membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini
kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus
menerus. Siklus fosfor, bersifat kritis karena fosfor secara umum merupakan
hara yang terbatas dalam ekosistem. Tidak ada bentuk gas dari fosfor yang
stabil, oleh karena itu siklus fosfor adalah “endogenik”. Dalam geosfer, fosfor
terdapat dalam jumlah besar dalam mineral-mineral yang sedikit sekali larut
seperti hidroksiapilit, garam kalsium. Adapun gambar dari siklus fosfor adalah
sebagai berikut.
Fosfor
terlarut dari mineral-mineral fosfat dan sumber-sumber lainnya, seperti pupuk
fosfat, diserap oleh tanaman dan tergabung dalam asam nukleat yang menyusun
material genetic dalam organisme. Mineralisasi dari biomassa oleh
pembusukan/penguraian mikroba mengembalikan fosfor kepada larutan garamnya yang
kemudian dapat mengendap sebagai bahan mineral. Sejumlah besar dari
mineral-mineral fosfat digunakan sebagai bahan pupuk, industry kimia, dan “food
additives”. Fosfor merupakan salah satu komponen dari senyawa-senyawa sangat
toksik, terutama insektisida organofosfat
Unsur
fosfor merupakan unsur yang penting bagi kehidupan, tetapi persediaannya sangat
terbatas. Dengan kemampuannya untuk membentuk ikatan kimia berenergi tinggi,
fosfor sangat penting dalam transformasi energi pada semua organisme. Sumber
fosfor terbesar dari batuan dan endapan-endapan yang berasal dari sisa makhluk
hidup. Sumber ini lambat laun akan mengalami pelapukan dan erosis, bersamaan
dengan itu fosfor akan dilepaskan ke dalam ekosistem. Tetapi sebagian besar
senyawa fosfor akan hilang ke perairan dan diendapkan. Fosfor dalam tubuh
merupakan unsur penyusun tulang, gigi, DNA atau RNA, dan protein. Daur fosfor
dimulai dari adanya fosfat anorganik yang berada di tanah yang diserap oleh
tumbuhan. Hewan yang memakan tumbuhan akan memperoleh fosfor dari tumbuhan yang
dimakannya. Tumbuhan atau hewan yang mati ataupun sisa ekskresi hewan (urine
dan feses) yang berada di tanah, oleh bakteri pengurai akan menguraikan fosfat
organik menjadi fosfat anorganik yang akan dilepaskan ke ekosistem.
3. Proses Daur Belerang (Sulfur)
Belerang dalam tubuh organisme merupakan unsur penyusun protein. Di
alam, sulfur (belerang) terkandung dalam tanah dalam bentuk mineral tanah dan
di udara dalam bentuk SO atau gas sulfur dioksida. Ketika gas sulfur dioksida
yang berada di udara bersenyawa dengan oksigen dan air, akan membentuk asam
sulfat yang ketika jatuh ke tanah akan menjadi bentuk ion-ion sulfat(SO4).
Kemudian ion-ion sulfat tadi akan diserap oleh tumbuhan untuk menyusun protein
dalam tubuhnya.
Ketika manusia atau hewan memakan
tumbuhan, maka akan terjadi perpindahan unsur belerang dari tumbuhan ke tubuh
hewan atau manusia. Ketika hewan atau tumbuhan mati, jasadnya akan diuraikan
oleh bakteri dan jamur pengurai dan menghasilkan bau busuk, yaitu gas hidrogen
sulfida (H2S) yang akan dilepas ke udara dan sebagian tetap ada di
dalam tanah. Gas hidrogen sulfida yang ada di udara akan bersenyawa dengan
oksigen membentuk sulfur oksida, dan yang di tanah oleh bakteri tanah akan
diubah menjadi ion sulfat dan senyawa sulfur oksida yang nanti akan diserap
kembali oleh tumbuhan.
4. Proses
Daur Karbon
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia di mana karbon dipertukarkan
antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer bumi. Dalam siklus ini
terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran.
Reservoir-reservoir tersebut adalah:
1. Atmosfer
2. Biosfer
Teresterial, meliputi freshwater sistem dan material nonhayati organik
seperti soil karbon (karbon tanah)
seperti soil karbon (karbon tanah)
3. Lautan, meliputi
karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati atau nonhayati
4. Sedimen, meliputi
bahan baker fosil
Pertukaran
karbon antara reservoir terjadi karena proses kimia, fisika, geologi,
dan biologi yang bermacam-macam.
dan biologi yang bermacam-macam.
Karbon di Atmosfer
Kandungan karbon terbesar yang
terdapat diatmosfer bumi adalah gas karbondioksida (CO2) sebesar
0.03%. Meskipun jumlah gas ini merupakan bagian yang sangat kecil dari seluruh
gas yang ada di atmosfer, namun gas ini memiliki peran penting dalam menyokong
kehidupan gas-gas lain yang mengandung karbon di atmosfer semakin bertambah
selama beberapa tahun terakhir ini dan berperan dalam peningkatan pemanasan
global.
Karbon dapat diambil dari atmosfer
dengan berbagai cara, antara lain:
1. Melalui proses
fotosintesis
Ketika matahari bersinar, tumbuhan
melakukan fotosintesis untuk mengunbah karbondioksida menjadi karbohidrat dan
melepaskan oksigen ke atmosfer. Karbon pada proses ini akan banyak di serap
oleh tumbuhan yang baru saja tumbuh atau pepohonan pada hutan yang sedang di
reboisasi sehingga membutuhkan pertumbuhan yang cepat
2. Melalui
sirkulasi termohalin
Pada permukaan laut di daerah kutub,
air laut menjadi lebih dingin dan karbondioksida lebih mudah larut dalam air.
Karbondioksida yang larut tersebut akan terbawa oleh sirkulasi termohalin yang
membawa massa air di permukaan yang lebih berat menuju ke dalam laut. Di laut
bagian atas , pada daerah yang poduktivitasnya tinggi organisme membentuk
cangkang karbonat dengan bagian-bagian tubuh lainnya yang keras. Proses ini
menyebabkan aliran karbon menuju ke bawah.
3. Melalui
pelapukan batu silikat
Proses ini tidak memindahkan karbon
ke dalam reservoir yang siap untuk kembali ke atmosfer seperti dua proses
sebelumnya. Pelapukan batuan silikat tidak memilki efek yang terlalu besar
terhadap karbondioksida pada atmosfer karena ion karbonat pada atmosfer yang
terbentuk terbawa oleh air laut dan selanjutnya akan dipakai untuk membuat
karbonat laut.
Karbon dapat kembali lagi ke atmosfer dengan beragai cara
pula antara lain:
4. Melalui
respirasi tumbuhan dan binatang
Proses ini merupakan reaksi
eksotermik dan termasuk juga penguraian glukosa menjadi karbohidrat dan air.
5. Melalui
pembusukan, tumbuhan, dan binatang
Jamur dan bakteri menguraikan
senyawa karbon pada tumbuhan dan binatang yang mati dan mengubah karbon menjadi
karbon dioksida jika tersedia aksigen atau menjadi metana jika tidak tersedia
oksigen
6. Melalui
pembakaran material organik
Proses ini berlangsung dengan cara
mengoksidasi karbon yang terkandung pada material organik menjadi
karbondioksida. Pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi,
dan gas alam akan melepaskan karbon yang tersimpan di dalam geosfer, sehingga
menyebabkan kadar karbon dioksida di atmosfer semakin bertambah.
7. Melalui
produksi semen
Salah satu komponen semen yaitu
kapur atau kalium oksida dihasilkan dengan cara memanaskan batu kapur yang akan
menghasilkan karbon dioksida dalam jumlah banyak.
8. Melalui erupsi
vulkanik
Erupsi vulkanik atau ledakan gunung
berapi akan melepasakan gas ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk uap air,
karbon dioksida, dan belerang. Jumlah karbon dioksida yang dilepas ke atmosfer
hampir sama dengan jumlah karbon dioksida yang hilang dari atmosfer akibat
pelapukan batuan silikat.
9. Melalui
pemanasan permukaan laut
Di permukaan laut, ketika air laut menjadi lebih hangat,
karbon dioksida yang larut dalam air akan dilepas ke atmosfer sebagai uap air.
Karbon di Biosfer
Dalam biosfer terdapat sekitar
1900GtC gas karbon dioksida dan oksigen. Karbon adalah bagian yang penting
dalam menunjang kehidupan di bumi, karena karbon berperan dalam strutur
biokimia dan nutrisi pada semua sel makhluk hidup. Proses-proses perpindahan
karbon di biosfer sama dengan proses perpindahan karbon di atmosfer, karena
semua proses yang terjadi di atmosfer harus melalui biosfer terlebih dahulu.
Karbon di Laut
Laut mengandung sekitar 36000 GtC
ion karbonat yang merupakan kandungan umum. Karbon anorganik, yaitu senyawa
karbon tanpa ikatan karbon-karbon atau karbon-hidrogen, adalah penting dalam
reaksi yang terjadi pada air. Pertukaran karbon penting untuk mengontrol pH di
laut dan dapat di jadikan sebagai sumber. Proses pertukaran karbon antara
atmosfer dengan lautan diawali dengan pelepasan karbon ke atmosfer yang terjadi
di daerah upwelling (lautan bagian atas), kemudian pada daerah downwelling
(laut bagian bawah), karbon berpindah dari atmosfer kembali ke lautan. Pada
saat CO2 memasuki lautan, asam karbonat terbentuk dengan reaksi
kimia:
CO2 + H2O H2CO3
Reaksi tersebut memiliki sifat dua arah untuk mencapai suatu kesetimbangan kimia.
Reaksi lain yang penting dalam mengontrol nilai pH larutan adalah pelepasan ion
hidrogen dan bikarbonat, dimana dapat menyebabkan perubahan yang besar pada pH,
yaitu H2CO3 H+ + HCO3-
Terdapat
lebih banyak persenyawaan karbon yang dikenal daripada persenyawaan unsur lain
kecuali hydrogen. Kebanyakan dikenal sebagai zat-zat kimia organic.
Keistimewaan karbon yang unik adalah kecenderungannya secara alamiah mengikat
dirinya sendiri dalam rantai-rantai atau cincin-cincin , tidak hanya dengan
ikatan tunggal, C-C, tetapi juga mengandung ikatan ganda, C=C atau C=C . Di
atmosfer terdapat kandungan COZ sebanyak 0.03%. Sumber-sumber COZ di udara
berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara,
dan asap pabrik. Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk
berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan oleh
manusia dan hewan untuk berespirasi. Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu
yang lama akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan
lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar C02 di udara.
Di ekosistem air, pertukaran C02
dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan
dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat.
Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri
mereka sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air
berespirasi, CO2 yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah
bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah C02 di air.
Siklus karbon adalah siklus
biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan
atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi memiliki siklus karbon yang
hampir sama meskipun hingga kini belum diketahui). Dalam siklus ini terdapat
empat reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran.
Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial (biasanya
termasuk pula freshwater system dan material non-hayati organik seperti karbon
tanah (soil carbon)), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut dan biota laut
hayati dan non-hayati), dan sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pergerakan
tahuan karbon, pertukaran karbon antar reservoir, terjadi karena proses-proses
kimia, fisika, geologi, dan biologi yang bermaca-macam. Lautan mengadung kolam
aktif karbon terbesar dekat permukaan Bumi, namun demikian laut dalam bagian
dari kolam ini mengalami pertukaran yang lambat dengan atmosfer.
Karbon dioksida (rumus kimia: CO2)
atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom
oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas
pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi.
Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm
berdasarkan volume [1] walaupun jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada lokasi
dan waktu. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena ia
menyerap gelombang inframerah dengan kuat.
Karbon dioksida dihasilkan oleh
semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan mikroorganisme pada proses respirasi
dan digunakan oleh tumbuhan pada proses fotosintesis. Oleh karena itu, karbon
dioksida merupakan komponen penting dalam siklus karbon. Karbon dioksida juga
dihasilkan dari hasil samping pembakaran bahan bakar fosil. Karbon dioksida
anorganik dikeluarkan dari gunung berapi dan proses geotermal lainnya seperti
pada mata air panas. Karbon dioksida tidak mempunyai bentuk cair pada tekanan
di bawah 5,1 atm namun langsung menjadi padat pada temperatur di bawah -78 °C.
Dalam bentuk padat, karbon dioksida umumnya disebut sebagai es kering. Neraca
karbon global adalah kesetimbangan pertukaran karbon (antara yang masuk dan
keluar) antar reservoir karbon atau antara satu putaran (loop) spesifik siklus
karbon (misalnya atmosfer - biosfer). Analisis neraca karbon dari sebuah kolam
atau reservoir dapat memberikan informasi tentang apakah kolam atau reservoir
berfungsi sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon dioksida.
Sumber-sumber CO2 di
udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran
batu bara, dan asap pabrik. Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan
untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen. Hewan dan tumbuhan yang mati,
dalam waktu yang lama akan membentuk batu bara di dalam tanah. Batu bara akan
dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar CO2
di udara. Di ekosistem air, pertukaran CO2 dengan atmosfer berjalan
secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam
karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber
karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan
organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, CO2
yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah
seimbang dengan jumlah CO2 di air. Lintasan arus utama siklus karbon
adalah dari atmosfer atau hidrosfer ke dalam jasad hidup, kemudian kembali lagi
ke atmosfer atau hidrosfer (Istimar Syamsuri 2007:171)
5.Proses Daur Hidrologi (Air)
Pemanasan air samudra oleh sinar matahari merupakan kunci
proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air
berevaporasi kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju,
hujan es, hujan gerimis, atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi, beberapa presipitasi
dapat berevaporasi kembali ke atas, atau langsung jatuh yang kemudian
diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah siklus
hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda: (Istimar
Syamsuri 2007:172)
a. Evaporasi (transpirasi).
Air yang ada di laut, di daratan, di
sungai, di tanaman, dan sebagainya, kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer)
dan akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh, uap air (awan) itu akan menjadi
bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk
hujan, salju, es, dan kabut.
b. Infiltrasi (perkolasi)
Ke dalam tanah air bergerak ke dalam
tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju permukaan air
tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler, atau air dapat bergerak secara
vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki
kembali sistem air permukaan.
c. Air permukaan.
c. Air permukaan.
Air bergerak di atas permukaan
tanah, dekat dengan aliran utama dan danau, makin landai lahan maka makin
sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan
tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu
sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan di
sekitar daerah aliran sungai menuju laut.
6. Siklus
Oksigen
Senyawaan oksigen dengan semua unsure
kecuali He, Ne, dan mungkin Ar dikenal. Molekul oksigen (dioksigen, O2
) bereaksi dengan semua unsur lain kecuali halogen, beberapa logam mulia, dan
gas-gas mulia baik dalam suhu ruangan atau pada pemanasan. Oksigen merupakan
unsur yang vital bagi kehidupan di bumi ini. Siklus oksigen ditampilkan pada
gambar di bawah ini.
KESIMPULAN
1. Siklus biogeokimia atau siklus
organik-anorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari
komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Daur
biogekimia terbagi atas daur sulfur, daur air, daur nitrogen, daur oksigen dan
karbondioksida dan daur fosfor.
2. Fungsi siklus biogeokimia adalah
sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah
terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun komponen
abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.
3. Siklus karbon adalah siklus
biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan
atmosfer bumi. Karbon di alam ini mengalami sirkulasi melalui suatu siklus.
Siklus ini memperlihatkan bahwa karbon bisa terdapat sebagai gas CO2 penyusun
udara, yang konsentrasinya sangat kecil tetapi sangat menentukan karbon secara
global.
4. Siklus nitrogen adalah transfer
nitrogen dari atmosfir ke dalam tanah. Selain air hujan yang membawa sejumlah
nitrogen, penambahan nitrogen ke dalam tanah terjadi melalui proses fiksasi
nitrogen.
Siklus oksigen berkaitan sangat erat dengan siklus unsur lainnya, terutama dengan siklus karbon. Unsur oksigen menjadi yang terikat secara kimia melalui berbagai proses yang menghasilkan energi, terutama pada perubahan dan proses metabolik dalam organisme.
Siklus oksigen berkaitan sangat erat dengan siklus unsur lainnya, terutama dengan siklus karbon. Unsur oksigen menjadi yang terikat secara kimia melalui berbagai proses yang menghasilkan energi, terutama pada perubahan dan proses metabolik dalam organisme.
5. Siklus belerang relatif kompleks
dimana melibatkan berbagai macam gas, mineral-mineral yang sukar larut dan
beberapa spesi lainnya dalam larutan. Siklus ini berkaitan dengan siklus
oksigen dimana belerang bergabung dengan oksigen membentuk gas belerang oksida
(SO2) sebagai bahan pencemar air.
6. Siklus fosfor, bersifat kritis
karena fosfor secara umum merupakan hara yang terbatas dalam ekosistem. Tidak
ada bentuk gas dari fosfor yang stabil. Oleh karena itu siklus fosfor adalah “endogenic”.
Dalam geosfer, fosfor terdapat dalam jumlah besar dalam mineral-mineral yang
sedikit sekali larut, seperti hidroksiapilit dan garam kalsium.
DAFTAR PUSTAKA
Prof.DR.R.Respsoedarmo
Soedjiran MA.1984. Pengantar ekologi.
Bandung.REMADJA KARYA.
Anonim. 2009. Siklus Biogeokimia. Online
(http://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_karbon, diakses 18 Februari 2009).
Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia anorganik Dasar. Jakarta: UI-PRESS.
Kuncoro.2007.Pola dan Tipe Dasar Siklus Biogeokimia. Online
(http://kun.co.ro/2007/01/10/, diakses 18 Februari 2009).